Ads here

Showing posts with label renungan. Show all posts
Showing posts with label renungan. Show all posts

CUKUP JADI RAHASIA AYAH

Posted by Motivasi hidup Wednesday 1 May 2024 0 komentar


(RENUNGAN)

CUKUP JADI RAHASIA AYAH

Tidak semua Ayah pandai menceritakan kejadian di tempatnya bekerja. Perihnya dampratan atasan, keributan yang terjadi dengan rekan kerja, fitnah dari koleganya, atau sekadar gesekan kecil antar mitra kerja yang kadang menimbulkan percikan emosi. 

Tidak sedikit Ayah yang gagap untuk memulai kata, memilih bahasa untuk bisa menyampaikannya dengan tenang. Masalah yang dialaminya di jalan, tentang motornya yang bersenggolan dengan kendaraan lain, panasnya terik yang menyengat sampai ke ubun-ubun, riuhnya macet jalan raya hingga mengeringkan tenggorokan. Belum lagi soal kereta mogok berjam-jam.  

Sehingga menunda waktu tiba di rumah, hingga pupus rencana bermain bersama anak-anak yang sudah terlelap, martabak bawaan tak lagi hangat, bahkan semua kejadian di kantor, di jalan, di kereta, di bis, ikutan dingin untuk diceritakan.  

Ayah, tak jarang ia simpan sendiri semua kisah. Sebagian Ayah memang berniat menceritakannya ke istri sesampainya di rumah. Sebagian yang lain baru sempat kirim pesan singkat, “bu, Ayah mau cerita...” namun lama sang istri membalasnya. Kelamaan, jadi lupa, dan tak lagi semangat bercerita. Boleh jadi, istrinya pun sedang sibuk dengan tumpukan setrikaan.  

Sebagian Ayah, justru memang sengaja tak berniat sedikit pun menceritakan seburuk apa pun kejadian yang dialaminya di kantor, di jalan atau di mana saja. Bukan, bukan karena ia tak percaya istrinya, tetapi karena ia hanya ingin selalu membawa kabar positif pulang ke rumah. Tak jarang ia mampir dulu ke kedai kopi sebelum di rumah, sebagian lain memilih menumpahkan keluh kesahnya di masjid dekat rumah, atau menghisap dalam2 sebatang rokok yang mulai kembali dinikmati, bukan untuk menunda pulang, tetapi untuk menenangkan batinnya, agar tak meluap emosi di rumah. Oya, beberapa Ayah sering kali mengusap-usap atau merapikan struktur wajahnya sebelum mengetuk pintu, agar hanya wajah ceria yang disambut istri dan anak-anaknya.  

Ada yang istrinya sanggup menangkap rahasia yang dibalik senyum suaminya, “Abang kok murung, cerita dong...” berkelebat segala baku hantam di jalan akibat senggolan motor, juga makian atasan di kantor, tetapi justru dijawab dengan senyum yang kadang dipaksakan, “nggak kok, nggak ada apa-apa...” sambil bergumam, biarlah jadi rahasia Ayah.  

Ada pula yang istrinya justru tidak peka. Mulai dari pesan singkat yang lupa dijawab, sampai suaminya harus telepon, “sudah baca WA ayah?” Pastinya belum, “Ya sudahlah, nggak apa-apa...” lagi-lagi, akhirnya tetap jadi rahasia Ayah. Padahal, si Ayah mau cerita soal kerlingan perempuan lain yang baru saja bikin deg-degan. Sengaja mau cerita agar tak jadi rahasia, agar istrinya terus membentenginya.  

Beberapa Ayah cukup sadar untuk menahan diri, sedikit sabar untuk menunggu gilirannya bercerita. Sebab, begitu di rumah ia sudah diberondong dengan berbagai kisah yang tak kalah serunya. Tentang uang belanja yang menipis, pulsa listrik yang sudah nut nut nut, bayaran sekolah anak yang harus dilunasi, cicilan rumah yang tertunggak, hutang ke warung di ujung gang, atau pun cerita-cerita seru anak-anak di sekolah mereka... kapan giliran Ayah? 

Ayah yang lain, begitu bersemangat untuk segera sampai di rumah karena ia tahu istrinya selalu senang diajak diskusi tentang apa pun, sampai soal remeh temeh macam sendal jepitnya yang kerap berpindah ke kolong meja rekan kerjanya. Eh, setibanya di rumah, istri cantiknya sudah terlelap di depan televisi, nggak tega untuk membangunkannya dari mimpi selepas nonton drama Korea. Diambilnya selimut dari kamar lalu didekap sang istri dengannya.

Sebagian istri, mungkin tak cukup pandai menyediakan hati dan telinganya untuk menampung semua cerita sang suami. Sebagian lainnya, mungkin juga tak siap bekal untuk mengimbangi dan memberi saran, masukan atas semua persoalan suaminya. Syukur, masih ada kalimat pamungkas, “Sabar ya yah...” sambil usap-usap pundak, atau kecup-kecup mesra. Memang, sebagian masalah sepertinya bisa selesai -setidaknya lupa- kalau istri sudah terlihat manja di pembaringan. Aih...  

Harus dibatasi bahasan ini, sama sekali tak ingin menyinggung sesuatu yang negatif dari semua yang masuk dalam rahasia Ayah. Mari kita bicara yang positif, yang negatif urusan di lapak sebelah saja.  

Lebih dari itu, sebagian Ayah tetap merahasiakan segala yang tak perlu menjadi beban pikiran istrinya. Ia tahu betul, peran istri di rumah tak kalah rumitnya. Tak ingin ia menambahnya, meski sang istri ikhlas. Semua tagihan yang harus dibayar, yang perlu dibeli, yang harus diselesaikan terjawab dengan satu kalimat, “Tenang, Ayah akan bereskan semuanya...” 

Gampang Banget! Main Game bisa Cairkan Uang Gratis Minimal Rp 150 Ribu, "BACA CARANYA DISINI"

“Everything is OK!”, “Insya Allah akan ada jalan” adalah kalimat sakti peneguh jiwa, meskipun otaknya berputar untuk mencari pinjaman ke siapa lagi, padahal hutang yang kemarin pun belum lunas. Ini juga kerap jadi rahasia Ayah. 

Sayangnya, sebagian Ayah ada yang memilih jalan pintas, mengambil hak orang lain, merekayasa anggaran kantor, demi menuntaskan semua masalahnya. Nyatanya, tak pernah selesai masalahnya, justru bertambah.  

Di tengah malam, ada sebagian Ayah yang mengadukan segala keluhnya, semua masalah yang tak pernah menjadi rahasia bagi Sang Pemilik Semesta. Baginya, langit tempat terbaik menyimpan rahasia. Air wudhu bercampur air mata adalah versi ketika hatinya semakin dekat denganNya. Yakin akan pertolongan ... aamiin.

Ayah, kerap dianggap sosok misterius, tak terduga. Ia menyimpan banyak misteri dalam hidupnya, tak sedikit hal yang justru istri dan anak-anaknya belum tahu. Beberapa rahasia Ayah bahkan baru terbuka di hari ia menutup mata selamanya, sebagian rahasia lainnya ikut terkubur bersama jasadnya. 

Dan tetap menjadi rahasia Ayah.

Ayah adalah Ayah.., it's always like that.






Baca Selengkapnya ....

adab bersedekah

Posted by Motivasi hidup Saturday 20 April 2024 0 komentar
𝗔𝗗𝗔𝗕 𝗕𝗘𝗥𝗦𝗘𝗗𝗘𝗞𝗔𝗛


(Kisah Syaikh Ali Thanthawi Mendidik Anaknya Tentang Adab Bersedekah) 

Syekh Ali Thanthawi Menceritakan Dialog Beliau dengan Anaknya:

Semalam Aku melihat Anak Gadisku mengambil sedikit nasi ditambah dengan beberapa sayur buncis. Ia meletakkannya di atas piring kaleng. Setelah itu ia tambahkan lagi beberapa potong terong, mentimun dan beberapa butir kacang polong. Selanjutnya ia bergegas keluar rumah.

Aku segera mencegat dan bertanya,

“Untuk siapa makanan ini?”

Dia menjawab : “ini untuk satpam penjaga rumah, nenek menyuruhku melakukan ini, jawabnya.” 

Lalu aku berkata :

“Coba ambil satu buah piring kaca, letakkan semua makanan ini di atasnya, dan atur letaknya dengan bagus.Setelah itu letakkan piring ini di atas baki, dan sertakan dengannya sendok-garpu dan segelas air.”

Anak gadisku segera melaksanakan sesuai arahanku dan mengantarkan makanan itu kepada satpam rumah.

Saat ia kembali, ia bertanya :

"Kenapa Abah Menyuruhku Melakukan Hal Itu?"

Aku menjawab :

“MAKANAN ITU SEDEKAH DENGAN "HARTA", SEDANGKAN MENYAJIKANNYA DENGAN INDAH ITU ADALAH SEDEKAH DENGAN "PERASA’AN". 
Sedekah yang pertama dapat memenuhi perut, sedangkan yang kedua memenuhi hati. Sedekah dengan Harta akan Menimbulkan perasaan di Hati satpam bahwa ia seorang peminta-minta yang kita beri sisa-sisa Makanan. Adapun Sedekah dengan Perasaan Akan Menimbulkan Rasa Bahwa Ia Adalah Teman Akrab Kita atau Tamu Kita yang Terhormat”.

Di sana ada perbedaan yang sangat jauh antara pemberian dengan harta dan pemberian dengan jiwa/perasa’an.

Pemberian dengan jiwa, penuh nilai perasa’an, Besar Nilainya di Sisi Allah SWT dan di dalam Perasaan Orang Yang Menerima Sedekah.

Sungguh tauladan yang nampaknya sederhana, tapi sangat penting kita perhatikan dan amalkan, sehingga pemberian sedekah kita berkah dinilai Allah SWT.

Semoga bermanfaat Buat Kita semua Baik Dunia Maupun Akhirat. 

"Barangsiapa yang Menunjukkan Kepada kebaikan Maka dia Akan Mendapatkan pahala seperti pahala Yang Mengerjakan Nya" (HR Muslim No1893). 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ (ﷺ)

Agen baju kaos murah klik disini
Agen sepatu bola , sepatu futsal klik disini

Baca Selengkapnya ....

Ads here

Buat Email | Copyright of THE MOTIVATOR.